Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Selasa, 02 Desember 2014

sejarah tim ac milan



Sejarah Berdirinya AC MILAN

Nama Lengkap                        Associazione Calcio Milan 1889 Sp
Julukan                                    Rossoneri (Merah - Hitam) Il Diavolo Rosso (Setan Merah) Il Casciavit
Didirikan                                 16 Desember 1899
Stadion                                    San Siro,Milan,Italia (kapasitas 82.955)
Pemilik                                    Silvio Berlusconi
Presiden                                  Adriano Galliani                                                 
Manajer                                   Massimiliano Allegri
Liga                                         Seri A
                                  " Awal Masa Terbentuknya AC MILAN "
  * saremo una squadra di diavoli. I nostri colori saranno il rosso come il fuoco e il nero come la paura che incuteremo agli avversari ! *
                                                                                               ------Herbert Kilpin 

Klub ini didirikan oleh dua orang ekspatriat Inggris, yaitu Herbert Kilpin dan Alfred Edwards dengan  nama Klub Kriket dan sepakbola Milan pada tahun 16 Desember 1899. Pada saat itu,Edward menjadi presiden klub pertama Milan dan Kilpin menjadi kapten tim pertama Milan.
Musim 1901,Milan memenangkan juara pertamanya sebagai jawara sepakbola Italia,setelah mengalahkan Genoa C.F.C 3-0 di final kejuaraan sepakbola Italia.Pada 1908,sebagai pemain dari Italia dan para pemain dari Swiss Inggris dalam skuad inti Milan saat itu,memisahkan diri dari Milan dan membentuk Internasionale.
Awal Perjalanan AC Milan
1929/1949
Era 1920-an adalah periode konsolidasi buat Rossoneri di mana tim ini tak
membuat gebrakan besar di lapangan. Klub ini mengubah namanya dari Milan
F.C. menjadi Milan Associazione Sportiva, dan menyusul sejumlah perubahan
di level atas kepengurusan, Umberto Trabattoni menjadi presiden pada 1940. Itu
adalah posisi yang didudukinya hingga 1954. Tim ini melewati periode naik dan
turun, tapi biasanya mengakhir musim di papan tengah dan jarang finis di posisi
empat teratas.
Perang Dunia II membuat sepakbola terhenti hingga musim 1946-1947 ketika
kejuaraan kembali digelar di mana setiap tim hanya sekali saling berhadapan.
AC Milan berhasil finis di posisi keempat di bawah raksasa Torino, Juventus
dan Modena. Dalam dua musim berikutnya ada sesuatu seperti momen
kelahiran kembali di mana tim ini finis di tempat kedua dan ketiga, dengan
Torino sebagai juara dalam kedua kesempatan itu. 


1949/1955

Kehadiran Gunnar Nordhal menandai awal era baru buat tim Rossoneri yang
sudah terlalu lama dianggap sebagai pelengkap dalam urusan gelar liga. Selain
Nordhal, yang menjadi top skorer liga dengan 35 gol di musim 1949/1950, dua
pemain Swedia lainnya bergabung ke tim Nils Liedholm dan Gunnar Gren.
Ketiganya, bersama dengan kiper Lorenzo Buffon, merupakan penambahan
kekuatan yang dibutuhkan tim ini.
AC Milan memenangi gelar keempat di musim 1950/1951 dan melengkapi
tahun bersejarah itu dengan merebut Piala Latin. Sukses terus berdatangan
dan Nordahl merupakan top skorer liga untuk tiga musim beruntun, 1952/1953,
1953/1954 dan 1954/1955. Dalam musim terakhirnya, sang kapten mengantar
Rossoneri meraih gelar liga satu lagi. Pada 1954, Juan Alberto Schiaffino, yang
dijuluki "Pepe", dibeli dari Penarol dan menjadi salah satu pemain top dalam
tim ini selama beberapa tahun ke depan.
1955/1960
Musim 1955/1956 menjadi saksi keikutsertaan Milan dalam edisi pertama Piala
Champions di mana mereka kalah dari tim yang kemudian jadi juara, Real
Madrid, di semifinal, tapi mereka berhasil merebut Piala Latin untuk kali kedua
saat mereka menang 3-1 atas Athletic Bilbao di final.
Dengan kehadiran pelatih baru Gipo Viani yang menangani tim ini, Milan
memenangi gelar liga di musim 1956/1957, tapi kejutan sesungguhnya musim
itu adalah striker Gastone Bean, yang mencetak 17 gol.
Setahun kemudian, tim itu menjadi lebih kompetitif ketika Jose Altafini
bergabung dalam tim pemain Brasil itu merebut hati para fans dengan skill dan
keceppatannya bersama-sama kapten "tua" Liedholm, Cesare Maldini dan
"Pepe" Schiaffino, playmaker tak terlupakan di lini tengah, Milan memenangi
gelar di akhir persaingan seru dengan Fiorentina.
Schiaffino, salah satu dari beberapa pemain yang pantas mendapat gelar juara
sejati, memainkan musim terakhirnya di tim Milan yang gagal bersinar dalam
kejuaraan, tapi setidaknya Rossoneri berhasil mengatasi rival sekota, Inter, 5-3
dalam derby musim semi, di mana Altafini mencetak 4 gol.
1970/1985
Salah satu periode paling gelap dalam sejarah Milan di mana klub ini tak bisa
banyak berpesta. Satu-satunya titik terang datang saat tim ini dianugerahi
kehormatan untuk memakai 'Bintang' di kostum mereka setelah memenangi
gelar liga ke-10, pada 1979. Tim ini juga tiga kali merebut Piala Italia serta satu
Piala Winners Eropa.
Juara Italia ini dilatih oleh Nils Liedholm, yang memberikan debut kepada
seorang pemain muda yang kemudian bakal menjadi kapten dan salah satu
bek terbaik di dunia Franco Baresi. Franco yang hebat ini bermain dalam laga
kompetitif pertamanya buat Milan pada 23 April 1978 dalam kemenangan 2-1 atas Verona 
Tahun-tahun ini juga diwarnai datang dan perginya banyak pelatih dan
pengunduran diri gelandang legendaris Gianni Rivera yang diangkat menjadi
wakil presiden klub.
Delapan tahun pertama dari 1980-an menjadi saksi turunnya standar yang
sebelumnya sangat tinggi di mana tim ini bermain selama dua musim di Serie
B. Meski begitu, tak semuanya merupkan kabar buruk karena Paolo Maldini
naik ke pentas sepakbola saat ia membuat debutnya pada 20 Januari 1985
dalam sebuah hasil imbang 1-1 lawan Udinese. Paolo, tentu saja, kemudian
mengikutin jejak Baresi dan menjadi kapten tim ini meraih sukses di dalam dan
luar negeri.
Rossoneri
Warna merah dan hitam dipilih sebagai warna kostum klub oleh David Allison.
Dari warna itulah muncul julukan rossoneri (rosso = merah, nero = hitam).
Warna ini dipilih karena dianggap mewakili semangat berapi-api dan tak takut
menantang tim mana pun. Sementara, lambang klub diambil dari lambang kota
Milano dengan singkatan ACM dan pada 1899 sebagai tahun berdirinya klub.
Tim pertama ditangani oleh pelatih Herbert Kilpin. Mereka menggunakan
stadion San Siro. Penyebutan nama San Siro digunakan oleh suporter AC
Milan, sementara sebutan Guiseppe Meazza digunakan oleh pendukung
Intermilan, walaupun sebenarnya kedua stadion itu sama. Penggunaan nama
Guiseppe Meazza oleh pendukung Intermilan karena itu adalah nama pemain
bintang dari klub tersebut.
Pada 1900, mereka memenangkan trofi pertama yang bertajuk Medaglia del Re
(Medali Raja). Kemudian, 1901, 1906, dan 1907 mereka memenangkan liga
nasional. Mulai memasuki 1908, petinggi Milan (sebutan singkat nama klub)
mempertimbangkan untuk pemakaian pemain asing. Hal tersebut yang memicu
perpecahan. Beberapa pemain hengkang dari klub dan mendirikan FC
Internazionale Milano atau yang dikenal sebagai Intermilan.
Pada 1916, AC Milan memenangkan piala nasional yang telah berganti nama
menjadi Liga Italia. Namun, kemenangan mereka dibatalkan karena pecahnya
Perang Dunia I. Pada 1919, tim ini berganti nama menjadi Milan Football
Club. Setelah kemenangan pertama pada tahun itu, mereka tidak bisa
melanjutkan kejayaannya, walaupun tetap bermain di Serie A.
Rezim Fasis
Pada 1939, rezim fasis menerapkan kebijakan italianisasi. Artinya, semua
nama tempat, simbol, atau apa pun harus menggunakan bahasa Italia. Itulah
sebabnya klub ini berganti nama menjadi Associazione Calcio Milano.
Setelah Perang Dunia II berakhir, rezim fasis runtuh, nama tersebut
ditinggalkan. Awalan ‘Associazione Calcio’ tetap digunakan, sedangkan nama
‘Milan’ sebagai nama klub dikembalikan semula. Sejak itu, nama klub AC Milan
tetap bertahan sampai sekarang.
Sampai saat ini, Milan merupakan salah satu klub tersukses di Italia, bahkan
dunia. Klub ini telah memenangkan 17 kali juara Serie A (scudetto), 5 kali juara
Coppa Italia, 5 kali Piala Super Italia, 7 kali trofi Liga Champions, 4 kali Piala
Super Eropa, dan 3 kali Piala Interkontinental.

0 komentar:

Posting Komentar